Dia.
yang hilang di redup senja
dan termakan kata-kata
sarapan pagi
Di..
pergi ke dasar mimpi
paung-palung hati
sepanjang hari
menyumbat masa
mengulum waktu
hingga tiada terjadi
mentari di timur kota ini
tetap malam
tetap kelam
seperti cipratan hujan
yang berbekas di jendela usang
penuh retakan resah
Dia..
di persimpangan jalan
kenyataan
antara deburan ombak
dan kicauan murai jalang
angin kemarau dan lirih
sang hujan
tarian gelisah
atau senandung kedamaian
meretas di jantung detak memory
Dia..
terdiam di sekejap huma
memori kesekian kalinya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar