Berikut adalah beberapa karya sang Gibran
NASIHAT JIWAKU
Jiwaku berkata padaku dan menasihatiku agar mencintai semua orang yang membenciku,
Dan berteman dengan mereka yang
memfitnahku.
Jiwaku menasihatiku dan mengungkapkan kepadaku bahawa cinta tidak hanya menghargai orang yang mencintai, tetapi juga orang yang dicintai.
Sejak saat itu bagiku cinta ibarat jaring lelabah di antara dua bunga, dekat satu sama lain;
Jiwaku menasihatiku dan mengungkapkan kepadaku bahawa cinta tidak hanya menghargai orang yang mencintai, tetapi juga orang yang dicintai.
Sejak saat itu bagiku cinta ibarat jaring lelabah di antara dua bunga, dekat satu sama lain;
Tapi kini dia menjadi suatu
lingkaran cahaya di sekeliling matahari yang tiada berawal pun tiada berakhir,
Melingkari semua yang ada, dan bertambah secara kekal.
Jiwaku menasihatiku dan mengajarku agar melihat kecantikan yang ada di sebalik bentuk dan warna.
Jiwaku menasihatiku dan mengajarku agar melihat kecantikan yang ada di sebalik bentuk dan warna.
Jiwaku memintaku untuk menatap semua
yang buruk dengan tabah sampai nampaklah keelokannya.
Sesungguhnya sebelum jiwaku meminta
dan menasihatiku,
Aku melihat keindahan seperti titik
api yang tergulung asap;
tapi sekarang asap itu telah
tersebar dan menghilang, dan aku hanya melihat api yang membakar.
Jiwaku menasihatiku dan memintaku
untuk mendengar suara yang keluar bukan dari lidah maupun dari tenggorokan.
Sebelumnya aku hanya mendengar
teriakan dan jeritan di telingaku yang bodoh dan sia-sia.
Tapi sekarang aku belajar mendengar
keheningan,Yang bergema dan melantunkan lagu dari zaman ke zaman.
Menyanyikan nada langit, dan
menyingkap tabir rahsia keabadiaan..
Jiwaku berkata padaku dan
menasihatiku agar memuaskan kehausanku dengan meminum anggur yang tak
dituangkan ke dalam cangkir-cangkir,
Yang belum terangkat oleh tangan,
dan tak tersentuh oleh bibirHingga hari itu kehausanku seperti nyala redup yang
terkubur dalam abu.
Tertiup angin dingin dari
musim-musim bunga;
Tapi sekarang kerinduan menjadi
cangkirku,
Cinta menjadi anggurku, dan
kesendirian adalah kebahagianku.Jiwaku menasihatiku dan memintaku mencari yang
tak dapat dilihat;
Dan jiwaku menyingkapkan kepadaku
bahwa apa yang kita sentuh adalah apa yang kita impikan.
Jiwaku mengatakan padaku dan
mengundangku untuk menghirup harum tumbuhan yang tak memiliki akar, tangkai
maupun bunga,
dan yang tak pernah dapat dilihat
mata.
Sebelum jiwaku menasihati, aku
mencari bau harum dalam kebun-kebun,Dalam botol minyak wangi tumbuhan-tumbuhan
dan bejana dupa;
Tapi sekarang aku menyedari hanya
pada dupa yang tak dibakar,
Aku mencium udara lebih harum dari
semua kebun-kebun di dunia ini dan semua angin di angkasa raya.
Jiwaku menasihatiku dan memintaku
agar tidak merasa muliakerana pujianDan agar tidak disusahkan oleh ketakutan
kerana cacian.
Sampai hari ini aku berasa ragu akan
nilai pekerjaanku;
Tapi sekarang aku belajar;
Bahwa pohon berbunga di musim bunga,
dan berbuah di musim panasDan menggugurkan daun-daunnya di musim gugur untuk
menjadi benar-benar telanjang di musim dingin.
Tanpa merasa mulia dan tanpa
ketakutan atau tanpa rasa malu.
Jiwaku menasihatiku dan
meyakinkankuBahawa aku tak lebih tinggi berbanding cebol ataupun tak lebih
rendah berbanding raksasa.
Sebelumnya aku melihat manusia ada
dua,
Seorang yang lemah yang aku caci
atau kukasihani,Dan seorang yang kuat yang kuikuti, maupun yang kulawandalam
pemberontakan.
Tapi sekarang aku tahu bahwa aku
bahkan dibentuk oleh tanahyang sama darimana semua manusia diciptakan.
Bahwa unsur-unsurku adalah
unsur-unsur mereka, dan pengembaraan mereka adalah juga milikku.
Bila mereka melanggar aku juga
pelanggar,
Dan bila mereka berbuat baik, maka
aku juga bersama perbuatan baik mereka.
Bila mereka bangkit, aku juga
bangkit bersama mereka;
Bila mereka tinggal di belakang, aku
juga menemani mereka.
Jiwaku menasihatiku dan memerintahku
untuk melihat bahawa cahaya yang kubawa bukanlah cahayaku,
Bahwa laguku tidak diciptakan dalam
diriku;Kerana meski aku berjalan dengan cahaya, aku bukanlah cahaya,
Dan meskipun aku bermain kecapi yang
diikat kemas oleh dawai-dawaiku,Aku bukanlah pemain kecapi.
Jiwaku menasihatiku dan mengingatkanku untuk mengukur waktu dengan perkataan ini:
Jiwaku menasihatiku dan mengingatkanku untuk mengukur waktu dengan perkataan ini:
"Di sana ada hari semalam dan
di sana ada hari esok.
" Pada saat itu aku menganggap
masa lampau sebuah zaman yang lenyap dan akan dilupakan, Dan masa depan
kuanggap suatu masa yang tak bisa kucapai;
Tapi kini aku terdidik perkara ini :
Bahawa dalam keseluruhan waktu masa
kini yang singkat, serta semua yang ada dalam waktu, Harus diraih sampai dapat.
Jiwaku menasihatiku, saudaraku, dan
menerangiku.
Dan seringkali jiwamu menasihati dan
menerangimu.
Kerana engkau seperti diriku, dan tak
ada beza di antara kita.
Kusimpan apa yang kukatakan dalam
diriku ini dalam kata-kata yang kudengar dalam heningku,
Dan engkau jagalah apa yang ada di
dalam dirimu, dan engkau adalah penjaga yang sama baiknya seperti yang
kukatakan ini.
SETITIS AIRMATA DAN SEULAS SENYUMAN
Takkan kutukar dukacita hatiku demi kebahagiaan khalayak.
Dan, takkan kutumpahkan air mata
kesedihan yang mengalir dari tiap bahagian diriku berubah menjadi gelak tawa.
Kuingin diriku tetaplah setitis air
mata dan seulas senyuman.
Setitis airmata yang menyucikan
hatiku dan memberiku pemahaman rahsia kehidupan dan hal ehwal yang tersembunyi.
Seulas senyuman menarikku dekat
kepada putera kesayanganku dan menjelma sebuah lambang pemujaan kepada tuhan.
Setitis airmata meyatukanku dengan
mereka yang patah hati;
Seulas senyum menjadi sebuah tanda
kebahagiaanku dalam kewujudan.
Aku merasa lebih baik jika aku mati
dalam hasrat dan kerinduan berbanding jika aku hidup menjemukan dan putus asa.
Aku bersedia kelaparan demi cinta
dan keindahan yang ada di dasar jiwaku setelah kusaksikan mereka yang
dimanjakan amat menyusahkan orang.
Telah kudengar keluhan mereka dalam
hasrat kerinduan dan itu lebih manis daripada melodi yang termanis.
Ketika malam tiba bunga menguncupkan
kelopak dan tidur, memeluk kerinduannya.
tatkala pagi menghampiri, ia membuka
bibirnya demi menyambut ciuman matahari.
Kehidupan sekuntum bunga sama dengan
kerinduan dan pengabulan.
Setitis airmata dan seulas senyuman.
Air laut menjadi wap dan naik
menjelma menjadi segumpal mega.
Awan terapung di atas pergunungan
dan lembah ngarai hingga berjumpa angin sepoi bahasa, jatuh bercucuran ke
padang-padang lalu bergabung bersama aliran sungai dan kembali ke laut,
rumahnya.Kehidupan awan-gemawan itu adalah sesuatu perpisahan dan pertemuan.
Bagai setitis airmata seulas
senyuman.
Dan, kemudian jiwa jadi terpisahkan
dari jiwa yang lebih besar, bergerak di dunia zat melintas bagai segumpal mega
diatas pergunungan dukacita dan dataran kebahagiaan.
Menuju samudera cinta dan keindahan
- kepada Tuhan.
:+: Khalil Gibran :+:
:+: Khalil Gibran :+:
7 ALASAN MENCELA DIRI
Tujuh kali aku pernah mencela
jiwaku,pertama kali ketika aku melihatnya lemah,padahal seharusnya ia bisa
kuat.
Kedua kali ketika melihatnya
berjalan terjongket-jongketdihadapan orang yang lumpuh
Ketiga kali ketika berhadapan dengan
pilihan yang sulit dan mudahia memilih yang mudahKeempat kalinya,
ketika ia melakukan kesalahan dan
cuba menghibur diridengan mengatakan bahawa semua orang juga melakukan
kesalahanKelima kali,
ia menghindar kerana takut,
lalu mengatakannya sebagai
sabarKeenam kali,
ketika ia mengejek kepada seraut
wajah burukpadahal ia tahu,
bahawa wajah itu adalah salah satu
topeng yang sering ia pakaiDan ketujuh,
ketika ia menyanyikan lagu pujian
dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat
INDAHNYA KEMATIAN
Panggilan
Biarkan aku terbaring dalam lelapku,
kerana jiwa ini telah dirasuki
cinta,
dan biarkan daku istirahat,
kerana batin ini memiliki segala
kekayaan malam dan siang.
Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah
dupa nan mewangi di sekeliling ranjang ini,
dan taburi tubuh ini dengan wangian
melati serta mawar.
Minyakilah rambut ini dengan puspa
dupa dan olesi kaki-kaki ini dengan wangian,
dan bacalah isyarat kematian yang
telah tertulis jelas di dahi ini.
Biarku istirahat di ranjang ini,
kerana kedua bola mata ini telah
teramat lelahnya;
Biar sajak-sajak bersalut perak
bergetaran dan menyejukkan jiwaku;
Terbangkan dawai-dawai harpa dan
singkapkan tabir lara hatiku.
Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku,
Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku,
kerana makna ghaibnya begitu lembut
bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.
Hapuslah air matamu, saudaraku,
dan tegakkanlah kepalamu seperti
bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut mahkota fajar pagi.
Lihatlah Kematian berdiri bagai
kolom-kolom cahaya antara ranjangku dengan jarak infiniti;
Tahanlah nafasmu dan dengarkan
kibaran kepak sayap-sayapnya.
Dekatilah aku, dan ucapkanlah
selamat tinggal buatku.
Ciumlah mataku dengan seulas
senyummu.
Biarkan anak-anak merentang
tangan-tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari merah jambu mereka;
Biarkanlah Masa meletakkan tangan
lembutnya di dahiku dan memberkatiku;
Biarkanlah perawan-perawan mendekati
dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku,
dan mendengar Gema Iradat-Nya
berlarian dengan nafasku....
:+: Khalil Gibran :+:
BAGI SAHABATKU YANG TERTINDAS
Wahai engkau yang dilahirkan di atas
ranjang kesengsaraan,
diberi makan pada dada penurunan
nilai,
yang bermain sebagai seorang anak di
rumah tirani,
engkau yang memakan roti basimu
dengan keluhan dan meminum air keruhmu bercampur dengan airmata yang getir.
Wahai askar yang diperintah oleh
hukum yang tidak adil oleh lelaki yang meninggalkan isterinya,
anak-anaknya yang masih kecil,
sahabat-sahabatnya,
dan memasuki gelanggang kematian
demi kepentingan cita-cita, yang mereka sebut 'keperluan'.
Wahai penyair yang hidup sebagai
orang asing di kampung halamannya, tak dikenali di antara mereka yang
mengenalinya,
yang hanya berhasrat untuk hidup di
atas sampah masyarakat dan dari tinggalan atas permintaan dunia yang hanya tinta
dan kertas.
Wahai tawanan yang dilemparkan ke
dalam kegelapan kerana kejahatan kecil yang dibuat seumpama kejahatan besar
oleh mereka yang membalas kejahatan dengan kejahatan,
dibuang dengan kebijaksanaan yang
ingin mempertahankan hak melalui cara-cara yang keliru.
Dan engkau, Wahai wanita yang
malang,
yang kepadanya Tuhan menganugerahkan
kecantikan.
Masa muda yang tidak setia
memandangnya dan mengekorimu,
memperdayakan engkau,
menanggung kemiskinanmu dengan emas.
Ketika kau menyerah padanya, dia meninggalkanmu.
Kau serupa mangsa yang gementar dalam cakar-cakar penurunan nilai dan keadaan
yang menyedihkan.
Dan kalian, teman-temanku yang
rendah hati,
para martir bagi hukum buatan
manusia.
Kau bersedih, dan kesedihanmu adalah
akibat dari kebiadaban yang hebat,
dari ketidakadilan sang hakim, dari
licik si kaya,
dan dari keegoisan hamba demi hawa
nafsunya Jangan putus asa,
kerana di sebalik ketidakadilan
dunia ini,
di balik persoalan, di balik awan
gemawan,
di balik bumi, di balik semua hal
ada suatu kekuatan yang tak lain adalah seluruh kadilan, segenap kelembutan,
semua kesopanan, segenap cinta kasih.
Engkau laksana bunga yang tumbuh
dalam bayangan.
Segera angin yang lembut akan
bertiup dan membawa bijianmu memasuki cahaya matahari tempat mereka yang akan
menjalani suatu kehidupan indah.Engkau laksana pepohonan telanjang yang rendah
kerana berat dan bersama salju musim dingin. Lalu musim bunga akan tiba
menyelimutimu dengan dedaunan hijau dan berair banyak.Kebenaran akan mengoyak
tabir airmata yang menyembunyikan senyumanmu. Saudaraku, kuucapkan selamat
datang padamu dan kuanggap hina para penindasmu.
:+: Khalil Gibran :+:
TANYA SANG ANAK
:+: Khalil Gibran :+:
TANYA SANG ANAK
Konon pada suatu desa terpencil
Terdapat sebuah keluarga
Terdiri dari sang ayah dan ibuSerta
seorang anak gadis muda dan naif!
Pada suatu hari sang anak bertanya
pada sang ibu!Ibu!
Mengapa aku dilahirkan wanita?Sang
ibu menjawab,
"Kerana ibu lebih kuat dari
ayah!
"Sang anak terdiam dan
berkata,"Kenapa jadi begitu?
"Sang anak pun bertanya kepada
sang ayah
!Ayah!
Kenapa ibu lebih kuat dari ayah?
Ayah pun menjawab,"Kerana ibumu
seorang wanita!!!
Sang anak kembali terdiam.
Dan sang anak pun kembali bertanya!
Ayah!
Apakah aku lebih kuat dari ayah?
Dan sang ayah pun kembali
menjawab," Iya,
kau adalah yang terkuat!"
Sang anak kembali terdiam dan
sesekali mengerut dahinya.
Dan dia pun kembali melontarkan
pertanyaan yang lain.
Ayah!
Apakah aku lebih kuat dari ibu?
Ayah kembali menjawab,"Iya
kaulah yang terhebat dan terkuat!
""Kenapa ayah, kenapa aku
yang terkuat?
" Sang anak pun kembali
melontarkan pertanyaan.
Sang ayah pun menjawab dengan
perlahan dan penuh kelembutan.
"Kerana engkau adalah buah dari
cintanya!
Cinta yang dapat membuat semua
manusia tertunduk dan terdiam.
Cinta yang dapat membuat semua
manusia buta, tuli serta bisu!
Dan kau adalah segalanya buat kami.
Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan
kami.
Tawamu adalah tawa kami.
Tangismu adalah air mata kami.
Dan cintamu adalah cinta kami.
Dan sang anak pun kembali bertanya!
Apa itu Cinta, Ayah?
Apa itu cinta, Ibu?
Sang ayah dan ibu pun tersenyum!
Dan mereka pun menjawab,"Kau,
kau adalah cinta kami sayang.."
:+: Khalil Gibran :+:
:+: Khalil Gibran :+:
Dengarkan kisahku... .
Dengarkan,
tetapi jangan menaruh belas kasihan
padaku:
kerana belas kasihan menyebabkan
kelemahan, padahal aku masih tegar dalam penderitaanku..
Jika kita mencintai,
cinta kita bukan dari diri kita,
juga bukan untuk diri kita.
Jika kita bergembira,
kegembiraan kita bukan berada dalam
diri kita, tapi dalam Hidup itu sendiri.
Jika kita menderita,
kesakitan kita tidak terletak pada
luka kita, tapi dalam hati nurani alam.
Jangan kau anggap bahawa cinta itu
datang kerana pergaulan yang lama atau rayuan yang terus menerus.
Cinta adalah tunas pesona jiwa,
dan jika tunas ini tak tercipta
dalam sesaat,
ia takkan tercipta bertahun-tahun
atau bahkan dari generasi ke generasi.
Wanita yang menghiasi tingkah
lakunya dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah kebenaran,
yang terbuka namun rahsia;
ia hanya dapat difahami melalui
cinta,
hanya dapat disentuh dengan
kebaikan;
dan ketika kita mencuba untuk
menggambarkannya ia menghilang bagai segumpal wap.
:+: Kahlil Gibran :+:
:+: Kahlil Gibran :+:
SYUKUR
Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan
Mensyukuri hari baru penuh sinar
kecintaan
Istirahat di terik siang merenungkan
puncak getaran cinta
Pulang di kala senja dengan syukur
penuh di rongga dada
Kemudian terlena dengan doa bagi
yang tercinta dalam sanubari
Dan sebuah nyanyian kesyukuran
terpahat di bibir senyuman
:+: Kahlil Gibran :+:
IBU
IBU
Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.
Dan "Ibuku" merupakan
sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian,
manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya.
Ibu adalah penegas kita dilaka lara,
impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta,
kemuliaan, kebahagiaan dan
toleransi.
Siapa pun yang kehilangan ibunya,
ia akan kehilangan sehelai jiwa suci
yang senantiasamerestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang dalam
bahasa ibu.
Matahari sebagai ibu bumi yang
menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah
meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu
tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan.
Bumi menumbuhkan, menjaga dan
membesarkannya.
Pepohonandan bebungaan adalah ibu
yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua
wujud.Penuh cinta dan kedamaian.
:+: Khalil Gibran :+:
:+: Khalil Gibran :+:
WAKTU
Dan seorang pakar astronomi berkata,
"Guru, bagaimanakah perihal
Waktu?
"Dan dia menjawab:
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa
ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah
lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat anak
sungai, di mana atas tebingnya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
Namun keabadian di dalam dirimu
adalah kesedaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahawa semalam
hanyalah kenangan utk hari ini dan esok adalah harapan dan impian utk hari ini.
Dan yang menyanyi dan merenung dari
dalam jiwa, sentiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Siapa di antara kalian yang tidak
merasa bahawa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa
bahawa cinta sejati, walau tiada batas, terkandang di dalam inti dirinya, dan
tiada bergerak dari fikiran cinta ke fikiran cinta, pun bukan dari tindakan
cinta ke tindakan cinta yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana
cinta, tiada terbahagi dan tiada kenal ruang?
Tapi jika di dalam fikiranmu baru
mengukur waktu ke dalam musim,
biarkanlah tiap musim merangkumi
semua musim yang lain,
Dan biarkanlah hari ini memeluk masa
silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.
:+: Khalil Gibran :+:
:+: Khalil Gibran :+:
Semalam aku sendirian di dunia ini,
kekasih; dan kesendirianku...
sebengis kematian...
Semalam diriku adalah sepatah kata
yang tak bersuara...,
Di dalam fikiran malam.
Hari ini...
aku menjelma menjadi sebuah nyanyian
menyenangkan di atas lidah hari.
Dan, ia berlangsung dalam seminit
dari sang waktu yang melahirkan sekilas pandang,
sepatah kata, sebuah desakan dan...
sekucup ciuman
:+: Khalil Gibran :+:
:+: Khalil Gibran :+:
KATA SELEMBAR KERTAS SEPUTIH SALJU
Kata selembar kertas seputih salju,"Aku tercipta secara murni, kerana itu aku akan tetap murni selamanya. Lebih baik aku dibakar dan kembali menjadi abu putih daripada menderita kerana tersentuh kegelapan atau didekati oleh sesuatu yang kotor."
Tinta botol mendengar kata kertas itu. Ia tertawa dalam hatinya yang hitam, tapi tak berani mendekatinya. Pensil-pensil beraneka warna pun mendengarnya, dan mereka pun tak pernah mendekatinya. Dan selembar kertas yang seputih salju itu tetap suci dan murni selamanya -suci dan murni- dan kosong.
:+: Khalil Gibran :+:
ANAK
Dan seorang perempuan yang menggendong bayi dalam dakapan dadanya berkata,
Bicaralah pada kami perihal Anak.
Dan dia berkata:
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan
yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka dilahirkan melalui engkau
tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi
mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan
cintamu, tapi bukan fikiranmu
Kerana mereka memiliki fikiran
mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh
mereka, tapi bukan jiwa mereka
Kerana jiwa-jiwa itu tinggal di
rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka,
tapi jangan cuba menjadikan mereka sepertimu
Kerana hidup tidak berjalan mundur
dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat
anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkanSang pemanah telah
membidik arah keabadian,
dan ia merenggangkanmu dengan
kekuatannya,
sehingga anak-anak panah itu dapat
meluncur dengan cepat dan jauh.
Jadikanlah tarikan tangan sang
pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak
panah yang terbang,
maka ia juga mencintai busur teguh
yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
(Dari 'Cinta, Keindahan, Kesunyian')
:+: Kahlil Gibran :+:
(Dari 'Cinta, Keindahan, Kesunyian')
:+: Kahlil Gibran :+:
Nyanyian Sukma
Di dasar relung jiwakuBergema nyanyian tanpa kata;
sebuah laguyang bernafas di dalam
benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di
atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihkudalam jubah
yg nipis kainnya,
dan mengalirkan sayang,Namun bukan
menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur
dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan
menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari
bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu
kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan
cahayabintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahduYang
membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan
dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan
bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran
siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan 'Cain' atau 'Esau'
manakahYang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada
melati:
Suara manakah yang dapat
menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia
perawan suci,
Getar nada mana yang mampu
menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak
samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru
alam,Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyiDan
lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang beranimelagukan
kidung suci Tuhan?
(Dari 'Dam'ah Wa Ibtisamah' -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
:+: Khalil Gibran :+:
(Dari 'Dam'ah Wa Ibtisamah' -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
:+: Khalil Gibran :+:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar