Minggu, 24 Maret 2013

Sajak Senja



kaki-kaki langit damai
jatuh di pelukan kerinduan
dawai angin manja berdendang
semilir menerpa lembut teduh dedaunan
seperti irama senja
yang terjaga dlm buaian semesta
dan nafas cinta yg terdiam bermunajat
di antara derasnya malam
dan heningnya rembulan...

setengah nyawa hnya mampu terpasung
di antara bekas jejak senja
yang terhapus deburan ombak malam senyap
ketika lngit berbisik dan awan mengamininya
bahwa knyataan itu tak seindah kebenaran
nmun keyakinan mesti tetap terjaga
meski langit tlah berganti warna...

ketika air mata panjati do'a langit
mega membusuk
menyeringai dlm tarian ilalang
kepak sayap sayup tak nampak
kepal surya diam tak menggumpal
rindu mekar
seiring langkah kaku sang masa

Dia terdiam
terhenyak dlm dentingan pena
dan jemari duka
melankonis memaki sang jiwa...

ada sebutir rindu yg terbangun
di antara sejuta tarian daun
mimpi tergugah mnjadi padang ilalang
rembulan terseret
bintang gemintang hnya mampu terdiam
di tikam pusaka angin
riuh gemericik
di detak sang masa yg kian tak nyata...

senja tenggelam
dlm ayunan angin mata legam
semerbak mawar mngisi keheningan
getarkan hening cakrawala
mega tersadar
bangkit dan terjerembab
berbaris di selaksa jutaan kata
dan rentetan kisah
yang terbias di sentuhan puisi-puisi jiwa..

Lembaran Usang



suara-suara senja senyap
bening berpuisikan angin keheningan...

jika sang bumi bisa bicara
dan langit bisa tuliskan sejuta makna
hingga awan mendengarnya
dan sahara jadi padang salju
juga niagara jadi nyanyian syorga
dan gema lembah ilalang
jadi syair jagat permadani
membisikan lafadz-lafadz cinta
yang mngalir di setiap hela tahajud
dan indahnya kumandang muadzin...
ada nyawa meretas kebisuan
di sela keghaiban yg maha dahsyat...

Temaram tenggelam di cakrawala
tergenggam di pelukan mega-mega
malam pecah
bintang gemintang merebah
dan sejuta kata kerinduan mendesah
dari balik rimba pulang kerja
dari bilik sunyi matahati
dari lagu satu dan alunan senyap gita kenyataan...

terjerembab pilar" keheningan
jauh didasar kegamangan
meronta sebuah do'a
yang terpasung lama
seirama desah niagara yang pecah
tersapu debur rindu tepi selatan
berbait sunyi bermelodi kata" sakti
mnyemai asa di lembah sahara...

malam tergadai kerinduan
bianglala tergambar di sudut mega
teduh membawa pesan kedamaian
ketika rembulan terbit
bintang gemerlap terbentang
menyelinap di sisa nafas
terusap melodi desah sahara...

melebur bersama do'a-do'a
bersatu dengan memory jingga..
 
sepasang kata pun cukup untuk melebur rindu
yang tergantung di bening mega
tatkala senja tawarkan sejuta asa...

sekejap angin kerinduan merobek kegaduhan jiwa..
mega membasah mengepak
di antara buih puisi dan lamunan
ketika malam terjaga dawai syurga
yang terantuk di savana...

Tetes Do'a Sang Jiwa



kini aku terdidik nyata
akan do'a yang terlupa

bisu merambat haru
mnelan bintang pecahkan rembulan
bayang remang tengadah bimbang
berbisik dlm jeritan lantang

kata terberai
berceceran di telaga jiwa
hanyut di arus kesyahduan
tenggelam sudah dlm kesunyian

do'a-do'a pusaka jiwa
merenggut nyawa
di sekepal kerinduan
mnjadi bait-bait kepasrahan

dan terkapar di lesu keluh bumi

bersimpuh dlm aroma resah
merintih dlm belaian sajadah
terhenyak gelisah

di simphony getaran darah
sepenngal nafas mndesah
kala jiwa rebah
dan sisa suara hmpir punah

gemetar sang sukma lirih berucap

"Subhanallah-alhamdulillah-lailahailallah-allahuakbar""
Pandangilah jalan hidup ini Yaa Rabb"
di sepertiga malam aku terkapar
merangkak menemuiMu
menangis dlm mnghampiriMu
di sepertiga malam aku tenggelam
air mata jiwa tlah jadi samudra

di sepertiga malam aku menjerit
melepas rindu dlm separuh nyawa

di sepertiga malam
ku panggil namaMu
dg air mata
dg sisa suara
dgn do'a yang terlupa ..

melesat menuju sebuah titik
Bissmillahirrahmanirrahim..

Kasidah Bisu



Kasidah Bisu

Bisu mengikat kelu
Syahdu tersembunyi di ruang qalbu
Do’a-doa mengalun merdu
Di antara bisikan dan kerinduan

Malam berbinar
Kala ku reguk kasih cintaMU

Terpancar di sabit rembulan emas
Tertuah pada senyuman bintang-bintang
Angin mengiringi
Dingin memeluk hati

Kala rindu menggoda
Ku bisikan ayat-ayatMu dlm jiwa
Sejuk lembut penuh makna

Tenggelam bersama mimpi bumi
Samar akan air mata cemara
Yang menitik di titik hijau
Mengalir di darah dan hasrat

Aku Berjalan Menuju keheninganMu

Jejak Garis Senja



langkah membekas
di jejak aura nafas
bias warna melambai
di tepi jiwa

keluh berkarat
berpacu dg keyakinan
pusara sukma berkilauan
di terjang duka yang kian geram
symphoni tetap terjaga
di keheningan dalam
merambat senyap
genggam kebisuan...

seutas tali kasih
genggam erat jemari jiwaku
luluh nafasku di buainya

rindu merasuk tatkala
merah mawar bersanding
di senyuman lembayung senja

ada kisah terurai
tersipu manja
alunkan tawa

memahat deburan ombak
basuh lembut nyawa sang ilalang...

hitam hitam hitamku
membara mnusuk luka
mencabik sisa sukma
di desah diorama nyata

kepal angan terbaring
nyaris mati terhimpit jeruji
nafas mnghilang
terbakar kepedihan
ada ayatMu
lemah terbaring di pelupuk jiwaku
tersendat air mata
berlari mnjemput titik
yang bernama Kesabaran...
setitik embun membara
mimpi tertelan gejolak matahari
riuh melintas menyergap cakrawala
fatamorgana membara
di hamparan ilusi jagat raya
ambisi terbenam
asa terpendam
diam diam terdiam
membungkus raga tak knjung jua
belibis bersiul
murai merenung
di antara dua bukit
yang memeluk rembulan

seiring keheningan
yang mnyeret langkahku
mnuju genangan air hujan...
ada sepenggal nyawa
terperangkap di bisu huma
jiwa merah mnyala
nmun sjuk selaja di antara hela

dia berkata
nmun tak da yg mmpu mnerka
di ilalang sunyi
dia berpuisi
di antara keheningan
lirih dia berbisik

"jangan lepaskan Aku dlm genggamanMu Ya Allah"


kerikil bergumam
tatkala langit tawarkan redup
lamunan mndesah
terpa lmbut butiran asa
seberkas sinar meremang
di pucuk bukit di ujung mega
serpih-serpih keputusasaan
hmpir merapat
sekejap nyata samar
riuh dlm byang fatamorga
deburan ombak mereda
hngat dlm symphoni bianglala

sepenggal nyawa mmbeku
di antara rintihan harap
dan kicauan kesabaran
nada melantun deras
namun duka tetap tak jua mereda...

malam itu ..
ada kisah terpenggal
di antara sinar rembulan
angin mnyusup mnyeret tebing"
dingin menggigil lumatkan mimpi

jejak" nostalgia terbaring
lelah di isyarat senja

malam diam tanpa hembusan hngat
melengking rintihan sang jiwa
merobek langit
kuliti pelupuk surya

ada kenyataan yg tak sempat terbaca
lhir dari luka
lahir dari duka
hadir dari derita....

sukma ini letih
teruntukmu kekasih
malam menjemput kita
namun kita tak jua paham
makna syurga dlm tirai cinta

entah
engkau mesti bagaimana
aku sulit dalm pngertianmu
hingga senja
injakkan kakinya
di antara nyanyian belibis
dan lamunan syetan

aku hanya terdiam..


kala langkahku terbenam di batas surya
asa terkapar dlm genggaman
semua tentang perjuangan
do'a-do'a berkarat
di jantung malam di dada siang
melebur dlm tangisan symphoni jiwa
harap tetap terdiam
bersemayam di antara pucuk" mimpi
lautan merintih
meringis di hantam deburan ombak
angin tetap berwibawa
bawa kesejukan ke pintu sunyi
lelah nyata merambah
memasung darah di tepi resah...

senja berlabuh di tepian sendu
gaduh rindu tenggelam di antara pelupuk rasa
cinta" menari lembut
di atas mega-mega
namun tak jua menyapa
biduk jiwa larut
bersama kharisma senyuman syorga
lamunan tetap terjaga
bersama angan dan bimbang
letih mencaci
namun puisi tetap mngalun di hati
tebarkan hasrat do'a-do'a
nyawa terhenyak
di riuh camar dan buritan ilalang..
dan hilang...

malam luruh dlm qasidah bisu
melebur di antara pesona do'a-do'a
bait-bait jalanan hampir pupus
di benam kerinduan
asa terkepal pasti
namun nyata blum merestui
puisi mega kelam
berbayang sutera
di ujung gema iradatNya
hamparan hening mnyeruak
bungkus jiwa di aroma muak
bosan singgah sejenak
baluri sekujur harap...

kabut putih terbiar
di antara puisi do'a-do'a yg terlupa
menggagas air mata
di ujung senja tanpa suara
dan kaki terdidik langkah mentari
yang kering di bungkam mega"
bahasa pelangi tak terjemahkan
hnya ilalang
yang bersiul mncoba hibur nurani
di tepi pasir pantai selatan
ada sepenggal raga
yang tersamar deburan ombak
di tengah gegap gempita sang cakrawala
aku mulai tekapar.


di sini...
senja terdiam
membisu...
menanti sang bidadari
yang enggan nampak
entah menghilang
deburan ombak manjai langit
sayap angin dekap sang matahati
surya tersipu
menahan lelah bersimbah kisah
rindu tercampak
di butiran pasir putih
bersama mega-mega
yang hanya mampu berdo'a
biru melegam hampir padam
menghilang dlm riuh helaan


ada kisah yang sempat terpenggal
deburan ombak
kala malam berselimut sepi
langit membisu sunyi
samudra membeku dlm pelukan
butir pasir bercumbu akan senyap
di ujung malam
ada seberkas kenangan
yg mnjadi telaga
di bilik-bilik jiwa
di persinggahan sukma
di rembang kenyataan nyata...