langkah membekas
di jejak aura nafas
bias warna melambai
di tepi jiwa
keluh berkarat
berpacu dg keyakinan
pusara sukma berkilauan
di terjang duka yang kian geram
di jejak aura nafas
bias warna melambai
di tepi jiwa
keluh berkarat
berpacu dg keyakinan
pusara sukma berkilauan
di terjang duka yang kian geram
symphoni tetap terjaga
di keheningan dalam
merambat senyap
genggam kebisuan...
di keheningan dalam
merambat senyap
genggam kebisuan...
seutas tali kasih
genggam erat jemari jiwaku
luluh nafasku di buainya
rindu merasuk tatkala
merah mawar bersanding
di senyuman lembayung senja
ada kisah terurai
tersipu manja
genggam erat jemari jiwaku
luluh nafasku di buainya
rindu merasuk tatkala
merah mawar bersanding
di senyuman lembayung senja
ada kisah terurai
tersipu manja
alunkan tawa
memahat deburan ombak
basuh lembut nyawa sang ilalang...
memahat deburan ombak
basuh lembut nyawa sang ilalang...
hitam hitam hitamku
membara mnusuk luka
mencabik sisa sukma
di desah diorama nyata
kepal angan terbaring
nyaris mati terhimpit jeruji
nafas mnghilang
terbakar kepedihan
membara mnusuk luka
mencabik sisa sukma
di desah diorama nyata
kepal angan terbaring
nyaris mati terhimpit jeruji
nafas mnghilang
terbakar kepedihan
ada ayatMu
lemah terbaring di pelupuk jiwaku
tersendat air mata
berlari mnjemput titik
yang bernama Kesabaran...
lemah terbaring di pelupuk jiwaku
tersendat air mata
berlari mnjemput titik
yang bernama Kesabaran...
setitik embun membara
mimpi tertelan gejolak matahari
riuh melintas menyergap cakrawala
fatamorgana membara
di hamparan ilusi jagat raya
ambisi terbenam
asa terpendam
diam diam terdiam
membungkus raga tak knjung jua
mimpi tertelan gejolak matahari
riuh melintas menyergap cakrawala
fatamorgana membara
di hamparan ilusi jagat raya
ambisi terbenam
asa terpendam
diam diam terdiam
membungkus raga tak knjung jua
belibis bersiul
murai merenung
di antara dua bukit
yang memeluk rembulan
seiring keheningan
yang mnyeret langkahku
mnuju genangan air hujan...
murai merenung
di antara dua bukit
yang memeluk rembulan
seiring keheningan
yang mnyeret langkahku
mnuju genangan air hujan...
ada sepenggal nyawa
terperangkap di bisu huma
jiwa merah mnyala
nmun sjuk selaja di antara hela
dia berkata
nmun tak da yg mmpu mnerka
di ilalang sunyi
dia berpuisi
terperangkap di bisu huma
jiwa merah mnyala
nmun sjuk selaja di antara hela
dia berkata
nmun tak da yg mmpu mnerka
di ilalang sunyi
dia berpuisi
di antara keheningan
lirih dia berbisik
"jangan lepaskan Aku dlm genggamanMu Ya Allah"
lirih dia berbisik
"jangan lepaskan Aku dlm genggamanMu Ya Allah"
kerikil bergumam
tatkala langit tawarkan redup
lamunan mndesah
terpa lmbut butiran asa
seberkas sinar meremang
di pucuk bukit di ujung mega
serpih-serpih keputusasaan
hmpir merapat
sekejap nyata samar
riuh dlm byang fatamorga
tatkala langit tawarkan redup
lamunan mndesah
terpa lmbut butiran asa
seberkas sinar meremang
di pucuk bukit di ujung mega
serpih-serpih keputusasaan
hmpir merapat
sekejap nyata samar
riuh dlm byang fatamorga
deburan ombak mereda
hngat dlm symphoni bianglala
sepenggal nyawa mmbeku
di antara rintihan harap
dan kicauan kesabaran
nada melantun deras
namun duka tetap tak jua mereda...
hngat dlm symphoni bianglala
sepenggal nyawa mmbeku
di antara rintihan harap
dan kicauan kesabaran
nada melantun deras
namun duka tetap tak jua mereda...
malam itu ..
ada kisah terpenggal
di antara sinar rembulan
angin mnyusup mnyeret tebing"
dingin menggigil lumatkan mimpi
jejak" nostalgia terbaring
lelah di isyarat senja
malam diam tanpa hembusan hngat
ada kisah terpenggal
di antara sinar rembulan
angin mnyusup mnyeret tebing"
dingin menggigil lumatkan mimpi
jejak" nostalgia terbaring
lelah di isyarat senja
malam diam tanpa hembusan hngat
melengking rintihan sang jiwa
merobek langit
kuliti pelupuk surya
ada kenyataan yg tak sempat terbaca
lhir dari luka
lahir dari duka
hadir dari derita....
merobek langit
kuliti pelupuk surya
ada kenyataan yg tak sempat terbaca
lhir dari luka
lahir dari duka
hadir dari derita....
sukma ini letih
teruntukmu kekasih
malam menjemput kita
namun kita tak jua paham
makna syurga dlm tirai cinta
entah
engkau mesti bagaimana
aku sulit dalm pngertianmu
teruntukmu kekasih
malam menjemput kita
namun kita tak jua paham
makna syurga dlm tirai cinta
entah
engkau mesti bagaimana
aku sulit dalm pngertianmu
hingga senja
injakkan kakinya
di antara nyanyian belibis
dan lamunan syetan
aku hanya terdiam..
injakkan kakinya
di antara nyanyian belibis
dan lamunan syetan
aku hanya terdiam..
kala langkahku terbenam di batas
surya
asa terkapar dlm genggaman
semua tentang perjuangan
do'a-do'a berkarat
di jantung malam di dada siang
melebur dlm tangisan symphoni jiwa
harap tetap terdiam
bersemayam di antara pucuk" mimpi
lautan merintih
meringis di hantam deburan ombak
asa terkapar dlm genggaman
semua tentang perjuangan
do'a-do'a berkarat
di jantung malam di dada siang
melebur dlm tangisan symphoni jiwa
harap tetap terdiam
bersemayam di antara pucuk" mimpi
lautan merintih
meringis di hantam deburan ombak
angin tetap berwibawa
bawa kesejukan ke pintu sunyi
lelah nyata merambah
memasung darah di tepi resah...
bawa kesejukan ke pintu sunyi
lelah nyata merambah
memasung darah di tepi resah...
senja berlabuh di tepian sendu
gaduh rindu tenggelam di antara pelupuk rasa
cinta" menari lembut
di atas mega-mega
namun tak jua menyapa
biduk jiwa larut
bersama kharisma senyuman syorga
lamunan tetap terjaga
bersama angan dan bimbang
letih mencaci
gaduh rindu tenggelam di antara pelupuk rasa
cinta" menari lembut
di atas mega-mega
namun tak jua menyapa
biduk jiwa larut
bersama kharisma senyuman syorga
lamunan tetap terjaga
bersama angan dan bimbang
letih mencaci
namun puisi tetap mngalun di hati
tebarkan hasrat do'a-do'a
nyawa terhenyak
di riuh camar dan buritan ilalang..
dan hilang...
tebarkan hasrat do'a-do'a
nyawa terhenyak
di riuh camar dan buritan ilalang..
dan hilang...
malam luruh dlm qasidah bisu
melebur di antara pesona do'a-do'a
bait-bait jalanan hampir pupus
di benam kerinduan
asa terkepal pasti
namun nyata blum merestui
puisi mega kelam
berbayang sutera
di ujung gema iradatNya
hamparan hening mnyeruak
melebur di antara pesona do'a-do'a
bait-bait jalanan hampir pupus
di benam kerinduan
asa terkepal pasti
namun nyata blum merestui
puisi mega kelam
berbayang sutera
di ujung gema iradatNya
hamparan hening mnyeruak
bungkus jiwa di aroma muak
bosan singgah sejenak
baluri sekujur harap...
bosan singgah sejenak
baluri sekujur harap...
kabut putih terbiar
di antara puisi do'a-do'a yg terlupa
menggagas air mata
di ujung senja tanpa suara
dan kaki terdidik langkah mentari
yang kering di bungkam mega"
bahasa pelangi tak terjemahkan
hnya ilalang
yang bersiul mncoba hibur nurani
di tepi pasir pantai selatan
di antara puisi do'a-do'a yg terlupa
menggagas air mata
di ujung senja tanpa suara
dan kaki terdidik langkah mentari
yang kering di bungkam mega"
bahasa pelangi tak terjemahkan
hnya ilalang
yang bersiul mncoba hibur nurani
di tepi pasir pantai selatan
ada sepenggal raga
yang tersamar deburan ombak
di tengah gegap gempita sang cakrawala
aku mulai tekapar.
yang tersamar deburan ombak
di tengah gegap gempita sang cakrawala
aku mulai tekapar.
di sini...
senja terdiam
membisu...
menanti sang bidadari
yang enggan nampak
entah menghilang
deburan ombak manjai langit
sayap angin dekap sang matahati
surya tersipu
menahan lelah bersimbah kisah
senja terdiam
membisu...
menanti sang bidadari
yang enggan nampak
entah menghilang
deburan ombak manjai langit
sayap angin dekap sang matahati
surya tersipu
menahan lelah bersimbah kisah
rindu tercampak
di butiran pasir putih
bersama mega-mega
yang hanya mampu berdo'a
biru melegam hampir padam
menghilang dlm riuh helaan
di butiran pasir putih
bersama mega-mega
yang hanya mampu berdo'a
biru melegam hampir padam
menghilang dlm riuh helaan
ada kisah yang sempat terpenggal
deburan ombak
kala malam berselimut sepi
langit membisu sunyi
samudra membeku dlm pelukan
butir pasir bercumbu akan senyap
di ujung malam
ada seberkas kenangan
yg mnjadi telaga
di bilik-bilik jiwa
di persinggahan sukma
di rembang kenyataan nyata...
deburan ombak
kala malam berselimut sepi
langit membisu sunyi
samudra membeku dlm pelukan
butir pasir bercumbu akan senyap
di ujung malam
ada seberkas kenangan
yg mnjadi telaga
di bilik-bilik jiwa
di persinggahan sukma
di rembang kenyataan nyata...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar