Sabtu, 27 Juli 2013

Sketsa Rindu

tatkala senja merekah
bersama terbitnya rindu di dalam darah
mengalir asa-asa
dan bergemalah do'a-do'a
ketika jiwa terluap merah saga
nyata dan tak nyata
tampak nyala di ujung cahaya..


senja yang tak pernah hilang
sllu hadir
di sini
di jiwa ini
meski luka tanpa akhir cerita
dan duka selalu menjadi episode


senja tak kan pernah hilang..


 sepersejuta degup jantungku
tergadai di antara adan dan iqamah
merangkak menggapai Lailatul Qadar...
ketika rindu tak mampu termaknai oleh kata-kata


malam enggan bicara
tentang esok dan selanjutnya
menantikan Izrail dan Jibril hadir
di antara lushu nafas
dan sisa teriakan jiwa
serak dan melegam di tepi kelam..


ketika rindu bernafas
samudra membeku berubah mnjadi kapas...


kembali tergadai hening
yang meronta pada belukar harap
asap menebal
rindu mengental
melebam di legam malam
malam yg tak pernah ada habisnya
meresap di semerbak sunyi...


biarlah aku lebur bersama rindu
dan hening bisu
karena langit tetap tak mendengar..


rindu yang terjaga
di setiap deburan ombak
dan nyanyian huma
merekah di senja jingga
sekejap menjerti panjati tebing langit
memecah kenyataan
menghujam keadaan..
ketika malam enggan tuk bicara
kata" membisu pada dahi sang rembulan..


"seperti embun yang pernah kau tatap
tatkala gerimis reda usai wiridan subuh"

Sukajadi, 270713

 

Jeda

angin pun terluka
ketika langit tak sempat terbaca
di dinding mega-mega
seulas lamunan sapa genangan air dan resah
mengendap
dan tak sempat tumpah

seketika jingga menggelepar
di halaman sutera senjakala
terbiar senyap di hamparan mega
terhenyak dan melegam

di rembang kenyataan

di sana
merah saga melipat senja
di sana
hitam legam membakar malam
di sana
ada puisi merekam sunyi

jiwa
ini

"aku kehilangan kata-kata
sajak dan rindu
melebur di malam
puisi dan cinta
tertinggal di senja"

langkah membisu
membius resah mengadu

dengan jiwa
tak berdaya

pasrah segala
ku kembalikan padaMu Ya Rabb..

Berikanlah petunjukMu..

Sajak Usang

Aku yg tlah usang
gemetar menatap sang rembulan

aku yang tlah usang
kerana hening tak jua terhilangkan
puisi melukis sunyi
membenam keluh kesah hari

aku yg tlah usang
dengan rindu terpaut di jagat jiwa
dan asa merebah di sobekan luka

setia memandang senja
meski duka selaja tercipta
meresap di mega-mega

ada tetes bening
jatuh di getaran sukma
banjiri malam
genangi sunyi kelam

aku yang tlah usang
memaki langit
menghujat hujam

lewat puisi
lewat kenyataan tak bertepi

tentang kehidupan
dimana kewajaran tlah langka
dan kesadaran tiada nyatanya


do'a-do'a berkedip
di antara deretan galaxy bintang
bima sakti

bumi dan langit
tiada pernah bernyanyi

hnya memberi mimpi
mungkin
esok hadir kembali

Sukajadi. 050713