Rabu, 28 Oktober 2015

sepi dan puisi

aku dan sepi
bercengkrama lewat puisi

biarlah
karena tak ada duka yang pantas kita libatkan
sekalipun luka menjelma purnama,
nyaris merobek retina


malam dan milyaran kutukan
aku tak peduli
langit jumpalitan, do'a-do'a bersila
dalam lingkaran

dan kita
menyetubuhi sepi berulang kali
lalu mati
menjadi puisi

Bandung, 28 Okt 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar