Kamis, 24 Januari 2013

Do'a Yang Terlupa


sepasang mata senja
mnyelinap di gemericik mega-mega
putih memandang
biru tercengang

cahaya bisu merasuk di keheningan
berbinar menembus jantung sanubari
mngikis separuh nyawa dlm nafas

tasbih mngalir
tahmid meluap
tahlil menggema
takbir merobek jiwa raga
memaksa air mata bicara

derai kenyataan menjerat

di pesisir jiwaku
sisa suaraku menjerit

"Masih Ku Ingat Satu Do'a Yang Terlupa"

Nyawaku raib
di telan kerinduan baitku...

"Dan Masih Ku Ingat Sebuah Doa Yang Terlupa"

180712

Puisi Kemarin


tak ku lihat keraguan di matamu
pun,
tak ada kepalsuan di hasratku

ada sekuntum rindu
menetes lembut
di genangan sang rembulan

meski tak sempurna

riak bintang mengalun
dendangkan potret keabadian
syair malam dan kedamaian

riuh cemara di mata bukit
ujung sana
biru, penuh makna

sekepal kisah
tersaji dlm hidangan makan malam
bisu menjadi pusaka

gaung lama terbuka tiada sengaja

digin menyelinap
manjai harap-harap
di aroma ratap

langkah tinggaljejak
terpasung lemah
di kening resah

butir-butir do'a
hampir membeku
tak sempat terbaca
meski terbata-bata

bara jiwa
menjadi bianglala
penuh warna
meski luka

di jerat masa tak hampa
kerinduan tersenat pula

di bawah tirai IradatNya
ada puisi kemarin
yang mengendap
di dasar yang entah apa....

Segenggam Bahasa Jiwa


Rembulan yang memendam amarah
singgah di serambi malam resah
lagukan tembang harmoni
tak berpuisi

mega-mega menari
berbukit-bukit putih kehitaman
samar di terpa riuh angin jalanan
di antara nafas kehidupan

kedamaian terurai
menetes perlahan di setiap lamunan

asa mengepak
memeluk semesta dekap senyap cinta

symphoni sunyi terbentang
di opera malam
berjantung ketenangan

di lampu-lampu jalan
terselip kata yang tak sempat merebah

"Aku berjalan menuju keheninganMu"

Untuk Yang Berangkat


saat seberkas sinar terbiar
tersamar akan sesaknya air mata
nafas senja tersentak
terbelah aura jiwa penuh duka

rindu terpendam
d bait jagat tersendat

riuh angin bisikan metafora jingga
di relung cakrawala

ada tangis lirih
bergayuh berirama lelah
ada jerit senyap
bergeriyap memecah ratap

langit mendakwa
sang malam bersimbah kelam

ada do'a i kemarin
yang terurai saat rembulan kian tak sempurna
membelah bisu
mencerca sang bayu

air mata telah jadi pelangi
tersimpan di sudut puisi
bersemayam di denyut sunyi
terbaring luluh bersama keheningan sukma

untuk yang berangkat
ku titipkan rindu jiwa pada senja
buat yang ku tinggalkan
ku titipkan setangkai do'a
yang merebah di dada malam

hampir aku mati
tak kuasa ku tinggalkan
mungkin sempat mati
tergores kesyahduan tak bertepi

sesak di dada mencoba berkata
bening ketulusan kian terpancar di taman" syurga

sengaja ku mengadu pada titik sepi
seiring sisa suara jiwaku
desah rinduku berucap

"Selamat Datang Hari Kemenangan""Sampai Bertemu Kembali Yaa Ramadhan"Taqabalallahu Minawaminkum
Syamana wasiamakum
Minal Aidzn Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir Batin

Noer Listanto

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Lailahalallahuallahuakbar
Allahu Akbar walilahilham....