Kamis, 24 Januari 2013
Puisi Kemarin
tak ku lihat keraguan di matamu
pun,
tak ada kepalsuan di hasratku
ada sekuntum rindu
menetes lembut
di genangan sang rembulan
meski tak sempurna
riak bintang mengalun
dendangkan potret keabadian
syair malam dan kedamaian
riuh cemara di mata bukit
ujung sana
biru, penuh makna
sekepal kisah
tersaji dlm hidangan makan malam
bisu menjadi pusaka
gaung lama terbuka tiada sengaja
digin menyelinap
manjai harap-harap
di aroma ratap
langkah tinggaljejak
terpasung lemah
di kening resah
butir-butir do'a
hampir membeku
tak sempat terbaca
meski terbata-bata
bara jiwa
menjadi bianglala
penuh warna
meski luka
di jerat masa tak hampa
kerinduan tersenat pula
di bawah tirai IradatNya
ada puisi kemarin
yang mengendap
di dasar yang entah apa....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar