Ruh-ku melayang
separuh
di atas dipan-dipan
mesjid yang tiada pernah
terheningkan
menari-nari
di sela do'a pengemis jalanan
dan tawa palsu penjaja makanan
segenggam jiwa merapuh
melebur genangi kaki-kaki langit
ketika mega mengetuk surya
dan rembulan jatuh di sinarnya
malam-malam melambai
bersama gelora jiwa
dan kado kecil hari esok
malam yang panjang
perjalanan nan gamang
memecah makna
meukar cerita
dg jutaan imbuhan
yang memungkinkan mampu
mengobati luka
semua terhenti di angka 00:00
langit berdecak kagum
menatap tegas
deretan aksara mengangkasa
dr dalam jiwa-jiwa
jiwa yang lelah
jiwa yang kalah
jiwa yang termakan sumpah serapah
sebelum fajar memenggal rembulan
ku tutup langit dg do'a
dan kulipat nafas
dg bahasa-bahasa adanya
Senjakala
Sukajadi 160613
Rabu, 28 Agustus 2013
Takbir
ketika takbirMu
memanggil nyawaku
ku tulis kegetiran
pada setiap paragraf harakat
ku lukis kerinduan
pada dada sang huma
yang terbiar di sisa senja
ku rekam jejak lama
dan ku jadikan butir-butir air mata
ketika takbirMu
memenggal sukmaku
ku rasakan rindu tertahan
bergemuruh di rongga jiwa
tak hendak tertumpah
hanya bahasa air mata
yang sanggup mewakilinya
hingga saat batinku terguncang
tertikam gelisah
dan rasa bersalah
aku terdiam
terpasung keheningan
yang melafadzkan istighfar
dan sahadat
aku kembali merintih
menahan kerinduan
di antara getar-getar ayatMu
dan gema suara adzan
dan di saat aku larut
hanyut dlm melodi khusu
aku ingin
takbirMu yang melepas sukmaku
menuju telaga kerinduan
yang Kau janjikan
disana
'Firdaus'
Sukajadi 110613
memanggil nyawaku
ku tulis kegetiran
pada setiap paragraf harakat
ku lukis kerinduan
pada dada sang huma
yang terbiar di sisa senja
ku rekam jejak lama
dan ku jadikan butir-butir air mata
ketika takbirMu
memenggal sukmaku
ku rasakan rindu tertahan
bergemuruh di rongga jiwa
tak hendak tertumpah
hanya bahasa air mata
yang sanggup mewakilinya
hingga saat batinku terguncang
tertikam gelisah
dan rasa bersalah
aku terdiam
terpasung keheningan
yang melafadzkan istighfar
dan sahadat
aku kembali merintih
menahan kerinduan
di antara getar-getar ayatMu
dan gema suara adzan
dan di saat aku larut
hanyut dlm melodi khusu
aku ingin
takbirMu yang melepas sukmaku
menuju telaga kerinduan
yang Kau janjikan
disana
'Firdaus'
Sukajadi 110613
Kerinduan
bairlah keheningan ini
merasuk
mengambil nyawaku
hingga kerinduanku mampu
tumpah
di pangkuanMu
biarkan aku berkarib denganMu
meski sekejap
atau sehela nafas dariMu
izinkan aku mengadu
mereguk cintaMu
yang teramat bening
dan suci
hingga tatkala Izrail hadir
ku rasakan nikmat paling agung
kerana sajadah terbentang panjang
di khadiratMu
biarlah kesunyian ini terasa dalam
dalam menyergap batinku
yang lusuh mnyebut asmaMu
menjerit merinduiMu
hingga lepas sgala apa yang terasa
dan hanya namaMu
yang hadir dlm nafasku
malam yang terbelah
menikam kesadaran
dan do'a-do'a berkilauan
menggenggam kebisuan
tabuh ombak kerinduan
rindu dalam
teramat dalam
hingga nyawa yang menjadi peran
Sukajadi 070613
merasuk
mengambil nyawaku
hingga kerinduanku mampu
tumpah
di pangkuanMu
biarkan aku berkarib denganMu
meski sekejap
atau sehela nafas dariMu
izinkan aku mengadu
mereguk cintaMu
yang teramat bening
dan suci
hingga tatkala Izrail hadir
ku rasakan nikmat paling agung
kerana sajadah terbentang panjang
di khadiratMu
biarlah kesunyian ini terasa dalam
dalam menyergap batinku
yang lusuh mnyebut asmaMu
menjerit merinduiMu
hingga lepas sgala apa yang terasa
dan hanya namaMu
yang hadir dlm nafasku
malam yang terbelah
menikam kesadaran
dan do'a-do'a berkilauan
menggenggam kebisuan
tabuh ombak kerinduan
rindu dalam
teramat dalam
hingga nyawa yang menjadi peran
Sukajadi 070613
Kegetiran
malam nampak tersedu-sedu
ketika sujud disela gema adzan
gema yang menggetarkan jiwa
berkarib dg duka-luka
separuh nafas terhenti
terpatahkan sunyi
meresap bersama puisi-puisi
sukma gemetar
entah apa yang terjadi
malam tak mampu menjawab
embun tetap tenang dlm lembab
gaung rindu
sekejap leburkan degup jantung
yng berorkestra bersama denyut nadi
dan suara hati
rindu yang teramat sangat
padaMu
rindu yang meneggelamkan jiwa
di antara malam-malam yang tua
dan senja-senja yang penuh asa
ketika ku sebut asmaMu
ada yang retak dlm jiwaku
akalku remuk
nafasku mengamuk
air mata ikut bicara
tiada hanya puisi
kala tasbih mengundang kembali
rasa indah di antara gelisah
kala tahmid merebah
peluk tubuh dan gundah
kala tahlil merasuk
dekap sgala kegaduhan jiwa
aku terkapar
aku menjerit dlam takbir
sungguh !!
aku ingin menangis
di pangkuanMu
Ya Allah.. Ya Rabb
Sukajadi 070613
ketika sujud disela gema adzan
gema yang menggetarkan jiwa
berkarib dg duka-luka
separuh nafas terhenti
terpatahkan sunyi
meresap bersama puisi-puisi
sukma gemetar
entah apa yang terjadi
malam tak mampu menjawab
embun tetap tenang dlm lembab
gaung rindu
sekejap leburkan degup jantung
yng berorkestra bersama denyut nadi
dan suara hati
rindu yang teramat sangat
padaMu
rindu yang meneggelamkan jiwa
di antara malam-malam yang tua
dan senja-senja yang penuh asa
ketika ku sebut asmaMu
ada yang retak dlm jiwaku
akalku remuk
nafasku mengamuk
air mata ikut bicara
tiada hanya puisi
kala tasbih mengundang kembali
rasa indah di antara gelisah
kala tahmid merebah
peluk tubuh dan gundah
kala tahlil merasuk
dekap sgala kegaduhan jiwa
aku terkapar
aku menjerit dlam takbir
sungguh !!
aku ingin menangis
di pangkuanMu
Ya Allah.. Ya Rabb
Sukajadi 070613
Senin, 12 Agustus 2013
Kangen
nadi ini beku, kasih
kau masih membisu
haruskah aku pinjamkan
semua kata yang ku punya
yang tersimpan di bilik jiwa
haruskah aku lebur
merasuki setiap hela nafasmu
agar aku tau
makna bahasa bisu mu
haruskah aku belah langit
punguti lembaran" aksara jiwamu
nadi ini beku, kasih
apa kau tak mengerti..
berjuta kali aku robek senja
tetap tak nampak jua
sunyi ini membara di hati
kasihku,
dimana kau hadir
sungguh
rindu ini parau memanggil
namamu ...
Sukajadi 120813 20:08
kau masih membisu
haruskah aku pinjamkan
semua kata yang ku punya
yang tersimpan di bilik jiwa
haruskah aku lebur
merasuki setiap hela nafasmu
agar aku tau
makna bahasa bisu mu
haruskah aku belah langit
punguti lembaran" aksara jiwamu
nadi ini beku, kasih
apa kau tak mengerti..
berjuta kali aku robek senja
tetap tak nampak jua
sunyi ini membara di hati
kasihku,
dimana kau hadir
sungguh
rindu ini parau memanggil
namamu ...
Sukajadi 120813 20:08
Sabtu, 03 Agustus 2013
Sketsa Jiwa Luka
yang tak pernah hilang
tatkala ramadan hendak tinggalkan bumi
dan Idul Fitri genggam kesunyian hati
Lailatul Qadar yang terdiam
dalam jelaga rahasia yang tak pernah terbuka
dan kekhusyukan Qiyamullail
di antara jerit do'a
dan tangis jiwa-jiwa
yang tak pernah hilang
tatkala kerinduan enggan mencair
sedang air mata telah berganti debu
dan kegaduhan jiwa
mendalami keheningan cakrawala
kegelisahan tak bertuan
memamah biak di selan nyanyian zaman
yang terluka
tatkala ramadan berangkat
Idul Fitri merekah sepi
dan Lailatul Qadar tak sempat di singgahi
hingga malam lenyap dr kehidupan
dan do'a mati suri di pembaringan mimpi
masih sempat harapkan mukjizat datang
merangkul jutaan bekas luka
ribuan hela tercabik gundah gulana
do'a yang tersisa
Sukajadi 040813, 25 Ramadan 1434
tatkala ramadan hendak tinggalkan bumi
dan Idul Fitri genggam kesunyian hati
Lailatul Qadar yang terdiam
dalam jelaga rahasia yang tak pernah terbuka
dan kekhusyukan Qiyamullail
di antara jerit do'a
dan tangis jiwa-jiwa
yang tak pernah hilang
tatkala kerinduan enggan mencair
sedang air mata telah berganti debu
dan kegaduhan jiwa
mendalami keheningan cakrawala
kegelisahan tak bertuan
memamah biak di selan nyanyian zaman
yang terluka
tatkala ramadan berangkat
Idul Fitri merekah sepi
dan Lailatul Qadar tak sempat di singgahi
hingga malam lenyap dr kehidupan
dan do'a mati suri di pembaringan mimpi
masih sempat harapkan mukjizat datang
merangkul jutaan bekas luka
ribuan hela tercabik gundah gulana
do'a yang tersisa
Sukajadi 040813, 25 Ramadan 1434
Langganan:
Postingan (Atom)