Rabu, 28 Agustus 2013

Bisikan Mega

Ruh-ku melayang
separuh
di atas dipan-dipan
mesjid yang tiada pernah
terheningkan

menari-nari
di sela do'a pengemis jalanan
dan tawa palsu penjaja makanan

segenggam jiwa merapuh
melebur genangi kaki-kaki langit
ketika mega mengetuk surya
dan rembulan jatuh di sinarnya

malam-malam melambai
bersama gelora jiwa
dan kado kecil hari esok

malam yang panjang
perjalanan nan gamang

memecah makna
meukar cerita
dg jutaan imbuhan
yang memungkinkan mampu
mengobati luka

semua terhenti di angka 00:00
langit berdecak kagum
menatap tegas
deretan aksara mengangkasa
dr dalam jiwa-jiwa
jiwa yang lelah

jiwa yang kalah
jiwa yang termakan sumpah serapah


sebelum fajar memenggal rembulan
ku tutup langit dg do'a
dan kulipat nafas
dg bahasa-bahasa adanya

Senjakala



Sukajadi 160613

Takbir

ketika takbirMu
memanggil nyawaku
ku tulis kegetiran
pada setiap paragraf harakat

ku lukis kerinduan
pada dada sang huma
yang terbiar di sisa senja

ku rekam jejak lama
dan ku jadikan butir-butir air mata

ketika takbirMu
memenggal sukmaku
ku rasakan rindu tertahan
bergemuruh di rongga jiwa
tak hendak tertumpah

hanya bahasa air mata
yang sanggup mewakilinya

hingga saat batinku terguncang
tertikam gelisah
dan rasa bersalah

aku terdiam
terpasung keheningan
yang melafadzkan istighfar
dan sahadat

aku kembali merintih
menahan kerinduan
di antara getar-getar ayatMu
dan gema suara adzan

dan di saat aku larut
hanyut dlm melodi khusu
aku ingin
takbirMu yang melepas sukmaku
menuju telaga kerinduan
yang Kau janjikan

disana
'Firdaus'

Sukajadi 110613

Kerinduan

bairlah keheningan ini
merasuk
mengambil nyawaku

hingga kerinduanku mampu
tumpah
di pangkuanMu

biarkan aku berkarib denganMu
meski sekejap
atau sehela nafas dariMu

izinkan aku mengadu
mereguk cintaMu
yang teramat bening
dan suci

hingga tatkala Izrail hadir
ku rasakan nikmat paling agung
kerana sajadah terbentang panjang
di khadiratMu

biarlah kesunyian ini terasa dalam
dalam menyergap batinku
yang lusuh mnyebut asmaMu

menjerit merinduiMu
hingga lepas sgala apa yang terasa
dan hanya namaMu
yang hadir dlm nafasku

malam yang terbelah
menikam kesadaran
dan do'a-do'a berkilauan

menggenggam kebisuan
tabuh ombak kerinduan

rindu dalam
teramat dalam
hingga nyawa yang menjadi peran

Sukajadi 070613

Kegetiran

malam nampak tersedu-sedu
ketika sujud disela gema adzan
gema yang menggetarkan jiwa
berkarib dg duka-luka

separuh nafas terhenti
terpatahkan sunyi
meresap bersama puisi-puisi

sukma gemetar
entah apa yang terjadi
malam tak mampu menjawab
embun tetap tenang dlm lembab

gaung rindu
sekejap leburkan degup jantung
yng berorkestra bersama denyut nadi
dan suara hati

rindu yang teramat sangat
padaMu

rindu yang meneggelamkan jiwa
di antara malam-malam yang tua
dan senja-senja yang penuh asa

ketika ku sebut asmaMu
ada yang retak dlm jiwaku
akalku remuk
nafasku mengamuk
air mata ikut bicara
tiada hanya puisi

kala tasbih mengundang kembali
rasa indah di antara gelisah
kala tahmid merebah
peluk tubuh dan gundah
kala tahlil merasuk
dekap sgala kegaduhan jiwa

aku terkapar
aku menjerit dlam takbir

sungguh !!
aku ingin menangis
di pangkuanMu
Ya Allah.. Ya Rabb

Sukajadi 070613

Senin, 12 Agustus 2013

Kangen

nadi ini beku, kasih
kau masih membisu

haruskah aku pinjamkan
semua kata yang ku punya
yang tersimpan di bilik jiwa

haruskah aku lebur
merasuki setiap hela nafasmu

agar aku tau
makna bahasa bisu mu

haruskah aku belah langit
punguti lembaran" aksara jiwamu

nadi ini beku, kasih
apa kau tak mengerti..

berjuta kali aku robek senja
tetap tak nampak jua

sunyi ini membara di hati
kasihku,
dimana kau hadir

sungguh
rindu ini parau memanggil
namamu ...

Sukajadi 120813 20:08

Sabtu, 03 Agustus 2013

Sketsa Jiwa Luka

yang tak pernah hilang
tatkala ramadan hendak tinggalkan bumi
dan Idul Fitri genggam kesunyian hati

Lailatul Qadar yang terdiam
dalam jelaga rahasia yang tak pernah terbuka

dan kekhusyukan Qiyamullail
di antara jerit do'a
dan tangis jiwa-jiwa

yang tak pernah hilang
tatkala kerinduan enggan mencair
sedang air mata telah berganti debu

dan kegaduhan jiwa
mendalami keheningan cakrawala

kegelisahan tak bertuan
memamah biak di selan nyanyian zaman

yang terluka
tatkala ramadan berangkat
Idul Fitri merekah sepi
dan Lailatul Qadar tak sempat di singgahi

hingga malam lenyap dr kehidupan
dan do'a mati suri di pembaringan mimpi

masih sempat harapkan mukjizat datang
merangkul jutaan bekas luka
ribuan hela tercabik gundah gulana

do'a yang tersisa

Sukajadi 040813, 25 Ramadan 1434