Minggu, 29 September 2013

Pada Rembulan Emas

rembulan emas
membisu di pelataran malam
menatap tegas
ke arahku
yang terbiar di antara
genangan air hujan

rembulan emas
membara
tajam memandangku

kau pilihkan badai
untukku
tanpa sempat aku memaknai
arti sebuah pilihan

kau titipkan luka
untukku
tanpa aku sempat bernafas
meski satu helaan

rembulan emas
membias di kaca jendela
heningnya kamar
lantai tiga

bercengkrama sesaat
ketika jiwa mengenal bahasanya
sekejap
saat roh berwujud nyata
dan menuangkan kata-kata
di deretan rak jiwa

rembulan emas
masih tajam
genggam keheninganku

semua seolah terhenti
tak sempat mencari
kenapa waktu sanggup berhenti

seketika...
mati....

Sukajadi 200913

Jumat, 20 September 2013

Opera Senjakala

senjakala basah
terbungkus hujan
bukan lagi gerimis

dan sapuan kenangan
yang merambat pelan
lewat sebuah nyanyian
dan tembang dalam khayalan

puisi bertukar cerita
pada angin
pada mega-mega
pada luka yang tak hendak membekas

lamunan melambung
memangkas mendung
punguti pecahan matahari
dan kelopak rembulan

ketika cinta bias
dan keabadian tak berbekas
kerinduan

hanya Aku
dan sehelai gerimis
dan sepotong senja
dan sebait puisi

hanya Aku
hanya jiwaku

asa dan rasa
tak mampu terpijak
basah
tersapu gemuruh hujan

hanya kerinduan
yang bertahtakan keheningan
dan bermahkota sunyi

tiada pernah tertanggal
selaja
mewakili sejuta kata
yang tak pernah bisa
aku terka

Sukajadi 180913

Rabu, 18 September 2013

Bayangan

mestinya
senja tak mengizinkan jiwa kita
bersentuhan
kerena getaran ini
begitu kuat merobek
keutuhanku..

mestinya
mega tegar menolak perkenalan kita
kerana detak ini
nyaris habis tertahan

rindu yang tak pernah tumpah
aksara yang tak hendak terbaca

hnya menjadi nyanyian langit
dan hanya biru yang menjadi saksi bisu

bahwa cinta ini, milikmu
bukan aku,
jiwamu..

'shm'
Sukajadi 180913

Selasa, 17 September 2013

Naluri

Aku ingin jujur

menulis berdasarkan arus angin
naluri jiwa
dan keikhlasan

tanpa kepura-puraan
tanpa sengaja

mengalir laksana angin
meski kadang tiada mengerti
itu sudah semestinya

aksara dan jiwa
bersatu dalam makna

seutuhnya

Sukajadi 150813

Minggu, 15 September 2013

Jelaga Rindu

aku mendamba Izrail
hadir memeluk ruh jiwaku

menawarkan seteguk
air firdaus
yang terbungkus manisnya rindu

dengan gelas yang tiada pernah ada
di muka dunia

sejukan segenap gejolak sukma
hingga tiada nampak nafas dahaga

kata-kata menjadi do'a seutuhnya
merobek lingkaran malam
dan gemparkan bintang gemintang

Aku rindukan Izrail
datang membisikan pusaka keabadian

"Lailahailallah Muhammadurrasulullah"

hingga nyawaku lepas
dengan seulas senyuman
terpatri di raut sang malam

dan ragaku terbaring
menanti dua helai isyarat
dan tetes-tetes do'a

hingga tujuh langkah
yang ku dengar terakhir
mengajak Munkar dan Nakir
bercengkrama di keheninganku

tanpa kegelapan
tanpa kekhawatiran

semua bercahaya

hingga akhir lamunan
aku tak sempat berkata

terpenggal-penggal

Sukajadi 100713