rembulan emas
membisu di pelataran malam
menatap tegas
ke arahku
yang terbiar di antara
genangan air hujan
rembulan emas
membara
tajam memandangku
kau pilihkan badai
untukku
tanpa sempat aku memaknai
arti sebuah pilihan
kau titipkan luka
untukku
tanpa aku sempat bernafas
meski satu helaan
rembulan emas
membias di kaca jendela
heningnya kamar
lantai tiga
bercengkrama sesaat
ketika jiwa mengenal bahasanya
sekejap
saat roh berwujud nyata
dan menuangkan kata-kata
di deretan rak jiwa
rembulan emas
masih tajam
genggam keheninganku
semua seolah terhenti
tak sempat mencari
kenapa waktu sanggup berhenti
seketika...
mati....
Sukajadi 200913
Minggu, 29 September 2013
Jumat, 20 September 2013
Opera Senjakala
senjakala basah
terbungkus hujan
bukan lagi gerimis
dan sapuan kenangan
yang merambat pelan
lewat sebuah nyanyian
dan tembang dalam khayalan
puisi bertukar cerita
pada angin
pada mega-mega
pada luka yang tak hendak membekas
lamunan melambung
memangkas mendung
punguti pecahan matahari
dan kelopak rembulan
ketika cinta bias
dan keabadian tak berbekas
kerinduan
hanya Aku
dan sehelai gerimis
dan sepotong senja
dan sebait puisi
hanya Aku
hanya jiwaku
asa dan rasa
tak mampu terpijak
basah
tersapu gemuruh hujan
hanya kerinduan
yang bertahtakan keheningan
dan bermahkota sunyi
tiada pernah tertanggal
selaja
mewakili sejuta kata
yang tak pernah bisa
aku terka
Sukajadi 180913
terbungkus hujan
bukan lagi gerimis
dan sapuan kenangan
yang merambat pelan
lewat sebuah nyanyian
dan tembang dalam khayalan
puisi bertukar cerita
pada angin
pada mega-mega
pada luka yang tak hendak membekas
lamunan melambung
memangkas mendung
punguti pecahan matahari
dan kelopak rembulan
ketika cinta bias
dan keabadian tak berbekas
kerinduan
hanya Aku
dan sehelai gerimis
dan sepotong senja
dan sebait puisi
hanya Aku
hanya jiwaku
asa dan rasa
tak mampu terpijak
basah
tersapu gemuruh hujan
hanya kerinduan
yang bertahtakan keheningan
dan bermahkota sunyi
tiada pernah tertanggal
selaja
mewakili sejuta kata
yang tak pernah bisa
aku terka
Sukajadi 180913
Rabu, 18 September 2013
Bayangan
mestinya
senja tak mengizinkan jiwa kita
bersentuhan
kerena getaran ini
begitu kuat merobek
keutuhanku..
senja tak mengizinkan jiwa kita
bersentuhan
kerena getaran ini
begitu kuat merobek
keutuhanku..
mestinya
mega tegar menolak perkenalan kita
kerana detak ini
nyaris habis tertahan
rindu yang tak pernah tumpah
aksara yang tak hendak terbaca
hnya menjadi nyanyian langit
dan hanya biru yang menjadi saksi bisu
bahwa cinta ini, milikmu
bukan aku,
jiwamu..
'shm'
Sukajadi 180913
Selasa, 17 September 2013
Naluri
Aku ingin jujur
menulis berdasarkan arus angin
naluri jiwa
dan keikhlasan
tanpa kepura-puraan
tanpa sengaja
mengalir laksana angin
meski kadang tiada mengerti
itu sudah semestinya
aksara dan jiwa
bersatu dalam makna
seutuhnya
Sukajadi 150813
menulis berdasarkan arus angin
naluri jiwa
dan keikhlasan
tanpa kepura-puraan
tanpa sengaja
mengalir laksana angin
meski kadang tiada mengerti
itu sudah semestinya
aksara dan jiwa
bersatu dalam makna
seutuhnya
Sukajadi 150813
Minggu, 15 September 2013
Jelaga Rindu
aku mendamba Izrail
hadir memeluk ruh jiwaku
menawarkan seteguk
air firdaus
yang terbungkus manisnya rindu
dengan gelas yang tiada pernah ada
di muka dunia
sejukan segenap gejolak sukma
hingga tiada nampak nafas dahaga
kata-kata menjadi do'a seutuhnya
merobek lingkaran malam
dan gemparkan bintang gemintang
Aku rindukan Izrail
datang membisikan pusaka keabadian
"Lailahailallah Muhammadurrasulullah"
hingga nyawaku lepas
dengan seulas senyuman
terpatri di raut sang malam
dan ragaku terbaring
menanti dua helai isyarat
dan tetes-tetes do'a
hingga tujuh langkah
yang ku dengar terakhir
mengajak Munkar dan Nakir
bercengkrama di keheninganku
tanpa kegelapan
tanpa kekhawatiran
semua bercahaya
hingga akhir lamunan
aku tak sempat berkata
terpenggal-penggal
Sukajadi 100713
hadir memeluk ruh jiwaku
menawarkan seteguk
air firdaus
yang terbungkus manisnya rindu
dengan gelas yang tiada pernah ada
di muka dunia
sejukan segenap gejolak sukma
hingga tiada nampak nafas dahaga
kata-kata menjadi do'a seutuhnya
merobek lingkaran malam
dan gemparkan bintang gemintang
Aku rindukan Izrail
datang membisikan pusaka keabadian
"Lailahailallah Muhammadurrasulullah"
hingga nyawaku lepas
dengan seulas senyuman
terpatri di raut sang malam
dan ragaku terbaring
menanti dua helai isyarat
dan tetes-tetes do'a
hingga tujuh langkah
yang ku dengar terakhir
mengajak Munkar dan Nakir
bercengkrama di keheninganku
tanpa kegelapan
tanpa kekhawatiran
semua bercahaya
hingga akhir lamunan
aku tak sempat berkata
terpenggal-penggal
Sukajadi 100713
Langganan:
Postingan (Atom)