Minggu, 29 September 2013

Pada Rembulan Emas

rembulan emas
membisu di pelataran malam
menatap tegas
ke arahku
yang terbiar di antara
genangan air hujan

rembulan emas
membara
tajam memandangku

kau pilihkan badai
untukku
tanpa sempat aku memaknai
arti sebuah pilihan

kau titipkan luka
untukku
tanpa aku sempat bernafas
meski satu helaan

rembulan emas
membias di kaca jendela
heningnya kamar
lantai tiga

bercengkrama sesaat
ketika jiwa mengenal bahasanya
sekejap
saat roh berwujud nyata
dan menuangkan kata-kata
di deretan rak jiwa

rembulan emas
masih tajam
genggam keheninganku

semua seolah terhenti
tak sempat mencari
kenapa waktu sanggup berhenti

seketika...
mati....

Sukajadi 200913

Tidak ada komentar:

Posting Komentar