Senin, 14 Juli 2014

eN-N-endonesia

"jika pemerintah kotor, maka puisi yang membersihkannya" kata seorang tokoh

puisi itu bukan dusta
sekalipun dia berdusta

kini
namamu berganti, eN
entah kenapa, aku tak pandai mencari

yang aku tau kini banteng dan garuda merias muka
dengan slogan dan epidemi janji.
menebar senyum dan membaca mantra
agar kita lupa episode yang pernah di kecam dunia.
membius kita dengan metode door to door
yang di temukannya ..

namamu berganti, eN
Aku tak ngerti
yang aku pahami
Reformasi lahir dari persetubuhan orla dan orba yang saling melaknat
bukan dari idealisme dan nurani.
tapi ....... kau mungkin paham
kerana kau tlah berganti nama.

hujan kemarin sore
masih sisakan badai dalam otakku yang terkulai letih
bercengkrama dengan malam
yang menghadirkan kegelisahan di samping jiwa
yang porakporanda kerana nasib dan keinginan tuk bangkit.

eN, di sini tak ada lagi kesetiaan
yang ada hnya pengkhianatan dan kutukan
yang di ulang-ulang dari rezim ke rezim

eN, puisi kita tak bermakna jiwa hanya bersemayam dalam dada
dan revolusi dengan puisi, harus terjadi .

(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar