Sabtu, 10 Mei 2014

Reranting Rindu (Untuk eN)

: eN

ketika senja menjelma di pelupuk jiwa
kita kembali bertarung dengan rindu
bertaruh dengan air mata
berdarah-darah bersenggama dengan kata dan do'a
puisi atau rentetan melankolia purba
jau ritme jeda
yang tebata-bata

kita semakin tak ngerti
akan rindu pun bahasa qalbu
yang kian waktu kita santap tanpa ragu

entahlah
beribu-ribu lipatan senja
kian kokohkan rindu di singgasana biru

dan kita
seperti biasa
BERJUDI DENGAN AIR MATA

mendung yang berjelaga darah itu
legam membisikan kegundahan
namun reranting rinfu
tak pernah tergoda tuk rapuh

meski samodra
membawa seribu pesan malapetaka

duhai langit
tak bisakah kau jelmakan rindu
pada biru jiwamu

duhai samodra
bacakanlah sajak rindu paling nyalang
biarkan menjadi tsunami atau badai
musnahkan seribu granat kegelisahan

lagi
surya membeku di gigil aksara
yang membisu di buku-buku waktu

kembali
kita punguti asa yang tercecer
di antara reruntuhan puisi
kemarin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar