Sabtu, 10 Mei 2014

Lima detik dua ribu empat belas (tentang 'bilik hati')

usai mendengar puisi yang kau tulis dg jiwa
usai mendengar puisi yg terbuat dari nurani sukma
entah kenapa, aku ingin menangis berulang kali.


di antara jeda denyut 'bilik hati'
aku terjerembab
lebur bersama melankolis langit dan samodra

"tak lagi ada yang sempurna di ini pagi,
selain namamu yang melekat erat pada tasbih nadiku"

entah kenapa, aku ingin menangis beribu-ribu kali
menjerit merobek celah-celah langit
dan bersujud mengemis air mata dari mata air air mata ku

namamu seolah tanpa jeda
bergema .. bergema ..
namamu .. namamu ..
yang bernyawa air mata

aku
mengabur di antara seribu puisi milyaran sajak
yang kau tulis menjadi status facebook

ada mantra yang sekejap memburu getar jiwaku hingga gemetar
mantra puisimu
dan aku tak tau
begitu pun juga kau

mantra purba
yang di namakan 'rindu'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar