Sejak puisi yang ku sajikan tak pernah kau perhitungkan/atau hanya sekedar kau ambil titimangsa yang berjalan serupa mega-mega//
Aku harus terbenam/menyemai istirah panjang//
Agar rembulan bisa angkuh dengan segala kerendahan hatinya/dan bintang saling mereguk kecup yang jajakan bidadari karbitan//
Aku ikhlaskan subuh bersetubuh dengan fajar/agar lahir do'a-do'a yang persuakan senyummu di barisan embun pada raut dedaunan//
Aku harus mengutus cemara/untuk meminangmu wahai permata jiwa//
Sebab puisi yang ku sajikan/hanya membuatmu menjadi yang tak semestinya//
Akan ku utus do'a/agar Tuhan tak menyesal/karena rindu telah mengental//
Cikajang, 030115 16:55
Aku harus mengutus cemara/untuk meminangmu wahai permata jiwa//
Sebab puisi yang ku sajikan/hanya membuatmu menjadi yang tak semestinya//
Akan ku utus do'a/agar Tuhan tak menyesal/karena rindu telah mengental//
Cikajang, 030115 16:55