Menulislah kawan,
Agar langit tak lagi bersandiwara lewat hujan
Dan gerimis tak lagi menangis ketika senja berdarah di ujung iqamah ..
Bernyanyilah saudaraku
Kerana bumi tlah cukup akan samudra
Jangaj lagi kau tambah dengan air mata
Berdo'alah Kawan, saudaraku
Demi apapun yang bernama kebaikan
Kau harus dengarkan semua musik balada Kawan,
Agar jiwamu peka
Menulislah dengan jiwa
Bukan demi harta atau juga agar di sebut orang sastra
Bernyanyilah dengan hati
Bukan mencari popularitas yang berorientasi pada materi
Jujurlah, dan hidup apa adanya
Satu lagi
Sajikanlah secangkir kopi atau teh
Ketik purnama mengintip dari balik renyah tawa mega-mega
Berdo'alah untuk semua dan atas nama kebaikan
Ada salam paling puitis dari gerimis/menutup sisa senja/yang haus peluk dan kecupan mesra//
Langit tertunduk/berbisik/kita akan segera//
Bergegas/lacurkan jiwa pada do'a-do'a//
Kita harus/mesti mencari/mencuri/dari sejarah rindu prasejarah/do'a langit//
Usai wirid/menitik menjadi garis/cahaya/kita mesti segera/kerna airmata
berupa suaka/do'a adalah kesempurnaan jiwa/atas nama cinta//