setidaknya
ada damai tersisa
pada sebatang rumput yang kau bakar
dan kau hisap perlahan di sela nyanyian malam
kau lumat perih dalam-dalam
hembuskan lewat asap
yang penuh racun di dalamnya
tak lupa kau reguk minuman isotonik bernutrisi
pastinya halal
bukan wheskey, jac'k D, vodka, manson, atau bacardy
bukan juga anggur merah, topi miring, dan lainnya
hanya air putih
itu minuman favoritmu
atau kopi hitam
yang sllu terhidang setiap saat
semakin lama kau terdiam
dan kau tuliskan entah apa
pada sebuah warna
putih itu maksudku
kau tuliskan baris-baris kehidupan
sedikit awut-awutan, namun dapat di mgerti
suka-duka-cinta-luka-nestapa
tawa-canda-gembira-dilema-dan nyata
semua jelas terbaca
lengkap dengan judul dan tanda baca
malam kian larut
hampir pagi beberapa detik lagi
kau masih tetap tenang
hisap perlahan rumput liar
yang sllu kau simpan dlm ingatan
siaran televisi malam hari
hanya menjdi hiasan
dan lampu kamar tetap membisu
seperti biasanya
sesekali deru knalpot terdengar
dari balik deretan pagar dan beton
dan riuh negara malam
engkau masih menulis
sementara kantuk asyik mengusik matamu
dan lelah gerogoti ragamu
luka-duka-perih tetap bertumpu di jiwamu
entah sampai kapan
mungkin esok, lusa, atau sebatang hari
yang terbakar luka...
matamu terpejam sesaat
resapi makna ayatNya
yang sering kau bisikan tatkala kau diam
tatkala kau sadar
kau berharap
dan merangkak dlam harap
asa pincang dg kenyataan
bertolak belakang
dinin menyengat tubuh lelahmu
dan jemari mu tak sempat diam
mencari-cari apa yang tersendat
di pelipis pemikiran
kesunyian tak tergantikan
engkau resah jelang esok
entah kenapa
padahal kau sudah terbiasa
dg keadaan ini
ataukah jiwamu tak setegar dulu?
tidak!
bahkan jiwaku lebih kuat di banding dulu
atau hanya tak bisa ungkapkan apa
yang tersimpan dlm dada
dilema dan asa yang tertunda
mengalir deras di jurang-jurang
keheningan
menetes deras menghujam jantung sukma
merah menyala
panas membara
sesak
dan jua menghilang
di samar mimpi tenang
Sukajadi.180413
Tidak ada komentar:
Posting Komentar